فما في الأرض أشقى من محب … وإن وجد الهوى حلو المذاق
“Tidak ada di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang pencinta…
Meskipun ia merasakan manisnya cinta…
تراه باكيا في كل حين … مخافة فرقة أو لإشتياق
Kamu lihat dia menangis di setiap waktu…
Karena takut berpisah atau karena rindu…
فيبكي إن ناؤا شوقا إليهم … ويبكي إن دنو خوف الفراق
Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih…
Namun, bila kekasihnya dekat…Ia menangis karena takut berpisah…
فتسخن عينه عند الفراق … وتسخن عينه عند التلاق
Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan…
Matanya pun berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba…
والعشق وإن استلذ به صاحبه ... فهو من أعظم عذاب القلب
Pelakunya memang merasakan kenikmatan…
Namun, sebenarnya… Kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar di hati…”
Kitab : كتاب الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي ,
karya محمد بن أبي بكر أيوب الزرعي أبو عبد الله (masyhur dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah),
hal. 151
nama lengkap Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah :
Syamsuddin Abu 'Abdillah Muhammad bin Abubakar bin Ayyub bin Su'ad bin Hariz az-Zar'i ad-Dimasyqi,
lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dinamakan karena ayahnya berada / menjadi penjaga (qayyim) di sebuah Madrasah lokal yang bernama Al-Jauziyyah. Dalam Bahasa Arab namanya tertulis: شمس الدين محمد بن أبي كر بن أيوب ،ابن القيم الجوزية ابن القيم.
beliau Dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada abad ke-13.
Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.
“Tidak ada di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang pencinta…
Meskipun ia merasakan manisnya cinta…
تراه باكيا في كل حين … مخافة فرقة أو لإشتياق
Kamu lihat dia menangis di setiap waktu…
Karena takut berpisah atau karena rindu…
فيبكي إن ناؤا شوقا إليهم … ويبكي إن دنو خوف الفراق
Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih…
Namun, bila kekasihnya dekat…Ia menangis karena takut berpisah…
فتسخن عينه عند الفراق … وتسخن عينه عند التلاق
Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan…
Matanya pun berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba…
والعشق وإن استلذ به صاحبه ... فهو من أعظم عذاب القلب
Pelakunya memang merasakan kenikmatan…
Namun, sebenarnya… Kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar di hati…”
Kitab : كتاب الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي ,
karya محمد بن أبي بكر أيوب الزرعي أبو عبد الله (masyhur dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah),
hal. 151
nama lengkap Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah :
Syamsuddin Abu 'Abdillah Muhammad bin Abubakar bin Ayyub bin Su'ad bin Hariz az-Zar'i ad-Dimasyqi,
lebih dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dinamakan karena ayahnya berada / menjadi penjaga (qayyim) di sebuah Madrasah lokal yang bernama Al-Jauziyyah. Dalam Bahasa Arab namanya tertulis: شمس الدين محمد بن أبي كر بن أيوب ،ابن القيم الجوزية ابن القيم.
beliau Dilahirkan di Damaskus, Suriah pada tanggal 4 Februari 1292, dan meninggal pada 23 September 1350) adalah seorang Imam Sunni, cendekiawan, dan ahli fiqh yang hidup pada abad ke-13.
Ia adalah ahli fiqih bermazhab Hambali. Disamping itu juga seorang ahli Tafsir, ahli hadits, penghafal Al-Quran, ahli ilmu nahwu, ahli ushul, ahli ilmu kalam, sekaligus seorang mujtahid.
judul syair ini apa ya?
BalasHapusdan dibuat pada tahun berapa?
BalasHapus